Menikmati Eksotisme 3 Gunung Di Boyolali Dari Bukit Gancik
Menara pandang jadi ikon Bukit Gancik (sumber : Imgrum.net) |
Dari Bukit Gancik yang berada di Dusun Selo Nduwur, Desa Selo, Kecamatan Selo yang berada di ketinggian 1.850 mdpl lereng Merbabu, pemandangan di sekitarnya terlihat eksotis.
Pemandangan dari Bukit Gancik, Boyolali (sumber : Joglosemar.co) |
Selfi duyu (sumber : Imgrum.net) |
Pengunjung akan dimanjakan dengan pesona alam yang sungguh luar biasa, barisan dan deretan tumbuhan hijau yang asri membentuk seperti gunung – gunung dan lembah – lembah yang berjejeran, sejuknya hembusan angin yang silih berganti, menikmati puncak Gunung Merapi walau terkadang diselimuti kabut.
Pengunjung juga bisa merasakan sensasi berada di atas awan tanpa harus bersusah payah melakukan pendakian ke puncak gunung.
Selain pemandangan alam yang indah dengan latar belakang Gunung Merapi dan Merbabu, tempat ini juga termasuk salah satu tempat terindah untuk pemandangan Sunrise nya, terutama saat musim panas tentunya.
Hal ini dimungkinkan karena letak dari Gardu pandang ini yang hampir sejajar lurus dengan puncak Merapi yang dikenal memiliki salah satu pemandangan sunrise terbaik.
Dari gardu pandang di Bukit Gancik, pengunjung bisa menikmati indahnya matahari saat muncul dari balik Gunung Lawu di Karanganyar. Dari sini pemandangan segitiga emas, Lawu-Merapi-Merbabu terlihat dikejauhan.
Pemandangan dari Bukit Gancik (sumber : Youtube.com) |
Nama Gancik diambil dari sejarah Kyai Syarif yang tinggal di Merbabu pada tahun sebelum kemerdekaan. Jalur di bukit itu konon sering menjadi jalur naik turunnya Kyai Syarif dari Merbabu ke Pasar Selo.
Konon di sini dulu tempat gawe mancik [untuk pijakan] kiai. Gawe mancik saat kiai memandang alam sekitar dan gae becik. Dari makna ini warga berharap Selo menjadi desa yang berkembang.
Warga Selo merintis agar Bukit Gancik bisa menjadi destinasi pendukung agrowisata yang ada di kawasan tersebut.
Ide ini bermula dari penetapan Desa Selo sebagai Desa Berdikari oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Warga khususnya kelompok sadar wisata (pokdarwis) kemudian menggali setiap potensi yang ada di desa. Salah satunya Bukit Gancik.
Warga setempat akan menata bukit itu menjadi lebih eksotis. Perkebunan sayur yang mengelilingi bukit Gancik akan dikemas menjadi kawasan agrowisata. Sehingga nantinya tidak hanya berdaya di bidang pertanian, warga juga mendapat berkah dari pariwisata.
EMPAT TEMPAT KERAMAT DI BUKIT GANCIK
Di kawasan Bukit Gancik terdapat 4 buah tempat keramat yang berpotensi menjadi pendukung wisata di Bukit Gancik.
Keempat tempat itu adalah Gua Jalak, Watu Buto, Watu Jonggol, dan Kali Gede. Dari ke 4 gua tersebut yang terdekat adalah Jarak Gua Jalak, yang berjarak hanya sekitar 200 meter ke atas dari gardu pandang Bukit Gancik.
Sedangkan Kali Gede, Watu Jonggol dan Watu Buto masih berada di kawasan bukit tersebut. Menurut warga setempat, Gua Jalak dan Kali Gede masih dikeramatkan oleh warga hingga sekarang. Pada masa penjajahan Jepang maupun Belanda, Gua Jalak menjadi tempat persembunyian warga agar terhindar dari serangan musuh. Sampai sekarang pun tempat itu masih banyak dikunjungi orang-orang yang percaya dengan hal-hal mistis.
Sedangkan Kali Gede, dulunya merupakan sungai tempat pertapaan Kyai Simbar Joyo dan Nyai Simbar Joyo. Sungai itu selalu ramai setiap ada warga yang hendak menggelar hajatan. Warga yang punya hajatan harus memberikan sesajen di tempat itu.
Hal ini terkait adanya mitos yang dipercaya orang hingga saat ini. Pernah terjadi, orang mau menikah tidak memberikan sesajen, akibatnya sang pengantin pingsan sehari semalam, dan baru siuman setelah memberikan sesajen.
Sedangkan Watu Buto dan Watu Jonggol merupakan 2 buah batu yang berukuran besar yang mempunyai cerita sejarah yang juga mistis. Saking besarnya batu tersebut, konon batu tersebut terlihat jelas dari Keraton Solo.
Sampai saat ini Watu Jonggol tetap berada di tempatnya dan tidak pernah lapuk. Warga tidak ada yang berani menggeser letak batu karena batu itu selalu akan kembali ke tempat semula.
Dari Watu Jonggol itu pula muncul arti batu besar di Desa Selo. Watu artinya sela. Jonggol itu besar. Selo gede yang ada di sela-sela Merapi dan Merbabu.
Oleh warga setempat keberadaan tempat-tempat keramat itu akan dikelola lebih baik lagi sebagai bagian dari wisata religi sehingga mendukung potensi pariwisata di Bukit Gancik. Sehingga nantinya lengkap, ada agrowisata, wisata alam, dan wisata religi.
AKSES MENUJU BUKIT GANCIK
Akses menuju Bukit Gancik tidak sulit, kendati lokasi gardu pandang rakyat tersebut cukup tinggi, namun jaraknya cukup dekat dengan pemukiman.Dari jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB), pengunjung bisa mengambil rute lewat kampung Selo Tengah dan Selo Nduwur. Jalur menuju bukit cukup memacu adrenalin karena hanya ada jalan setapak, menanjak, dan kanan kirinya adalah perkebunan sayur milik warga.
Pengunjung bisa menjangkau gardu tersebut dengan motor melintasi jalur pertanian yang sebagian sudah di beton. Sementara jika ditempuh dengan jalan kaki bisa dicapai dalam 30 menit.
Komentar
Posting Komentar