Ini Dia 10 Fakta Tentang Perang Di Aleppo

Sejak Februari lalu, militer Suriah dan sekutunya terus menggempur posisi kelompok teroris bersenjata di kota Aleppo. Memang, sejak tahun 2012 lalu, kota Aleppo jatuh ke tangan kelompok teroris bersenjata.
Pada 27 Juli 2016, militer Suriah mengklaim telah berhasil memutus semua jalur pasokan bagi kelompok teroris ke kota Aleppo. Bersamaan dengan itu, perang di Aleppo mulai menjadi buah bibir dunia internasional.

Yang terbaru, gambar dan video Omran Daqneesh, anak berusia lima tahun korban pemboman di Aleppo, menjadi viral di media sosial dan mengundang keprihatinan dunia.
Tanpa mengurangi simpati terhadap penderitaan anak-anak yang menjadi korban perang di Suriah, perlu untuk meletakkan foto dan video Omran itu pada konteks yang benar. Supaya tidak menjadi alat untuk melindungi kepentingan teroris di Suriah.
Sebab, seperti ditayangkan oleh laman teleSUR, Mahmoud Raslan, fotografer yang mengambil gambar itu, terkait dengan kelompok teroris bersenjata di Suriah. Raslan ini punya foto bersama dengan kelompok teroris Harakat Nour al-Din al-Zenki. Kelompok teroris ini yang pernah mengunggah gambar sedang memenggal kepala anak-anak kecil.
Ada rumor yang beredar, bahwa foto-foto yang diunggah itu dimaksudkan untuk mencari simpati internasional agar mendorong pemerintah Suriah dan Rusia menghentikan pengepungan kota Aleppo. Dan kalau itu terjadi, kelompok teroris akan punya napas tambahan untuk memulihkan tenaga.
Berikut ini 10 fakta tentang perang di Aleppo yang sebelumnya diposting oleh ikhras.com.
Satu, Aleppo timur berada di bawah kendali kekuatan asing, yaitu aliansi teroris yang dipimpin Al-Qaeda, sejak tahun 2012. Saat itu, lebih dari 600 ribu penduduk Aleppo pindah ke Aleppo barat untuk alasan keamanan karena daerah itu masih di bawah kontrol pasukan pemerintah.
Dua, estimasi tentang jumlah penduduk yang masih di Aleppo timur masih simpang siur. Tetapi perkiraan resmi antara 100-150 ribu. Namun, perkiraan yang disebut oleh PBB, yakni 300 ribu orang, terlalu dilambungkan dan bermotif politik.
Tiga, 80 sampai 85 persen pejuang bersenjata di Aleppo timur terkait dengan Jabhat Al-Nusra, yang secara resmi berafilisasi pada Al-Qaeda Suriah. Sisanya 20-an persen adalah perpecahan, penyatuan atau ganti nama dari kelompok-kelompok jihadis serupa.
Empat, mayoritas pejuang Suriah di Aleppo timur tidak berasal dari provinsi Aleppo. Mereka muncul karena keinginan untuk menunjukkan bahwa seluruh provinsi bangkit melawan pemerintah.
Lima, kelompok teroris di Aleppo sebagian besar merupakan pejuang dari luar, terutama dari Turki, negara-negara Teluk, Afrika utara, Rusia (Cechnya), dan wilayah Kaukasus utara.
Enam, kelompok bersenjata di Aleppo timur sengaja menembaki warga sipil di Aleppo barat. Ini untuk memancing kemarahan terhadap pemerintah Suriah dan menuntut diakhirinya penembakan dan pemusnahan teroris di Aleppo timur.
Tujuh, sejak akhir minggu lalu, Aleppo timur benar-benar dalam kepungan tentara Suriah, yang secara efektif telah memutus jalur pasokan teroris dari Turki.
Delapan, pemerintah Suriah sudah menawarkan pengampunan kepada semua pejuang Suriah di Aleppo timur asalkan mereka meletakkan senjata dan menyerah kepada pemerintah Suriah.
Sembilan, militer Suriah telah membuat tiga koridor kemanusiaan untuk warga sipil untuk bisa keluar dari Aleppo timur. Pemerintah Suriah juga menyiapkan 10.000 hunian apartemen di Aleppo barat untuk warga sipil dari Aleppo timur yang melarikan diri untuk mengantisipasi kemungkinan serangan menentukan/final. Ada isu kelompok bersenjata di Aleppo timur akan menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup jika tentara Suriah mulai merangsek masuk.
Sepuluh, setelah sukses mengepung Aleppo timur, pemerintah Suriah bersama dengan Angkatan Udara Rusia yang bermarkas di pangkalan udara Hemeimeem mulai mengangkut bantuan kemanusiaan besar-besaran ke Aleppo timur. Helikopter Rusia yang ditembak jatuh pekan lalu itu baru saja pulang dari mengangarkan bantuan kemanusiaan.
Sumber :  —berdikarionline.com

Komentar

Postingan Populer