Walitis adalah Pohon Raksasa Di Lereng Gunung Sindoro
SEJARAH
Menurut masyarakat setempat pohon Walitis dulunya merupakan sewbuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang bernama Ki Ageng Makukuhan. Dan tongkat tersebut menjadi tumbuh tinggi dan besar. Konon kata masyarakat setempat dulu pohon tersebut akan ditebang oleh seorang petani untuk dijadikan kayu bakar. Namun pohon tersebut sulit ditebang. Katanya ketika ditebang pohon tersebut mengeluarkan darah. Waktu seorang akan menebang pohon iti, ketika di tinggal tengok sebentar goresan hasil goresan golok dipohon sudah tak berbekas dan pohon utuh seperti semula. Maka dari itu pohon Walitis sampai sekarang masih tumbuh dan tidakaa yang berani menebang.
Menurut masyarakat setempat pohon Walitis dulunya merupakan sewbuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang bernama Ki Ageng Makukuhan. Dan tongkat tersebut menjadi tumbuh tinggi dan besar. Konon kata masyarakat setempat dulu pohon tersebut akan ditebang oleh seorang petani untuk dijadikan kayu bakar. Namun pohon tersebut sulit ditebang. Katanya ketika ditebang pohon tersebut mengeluarkan darah. Waktu seorang akan menebang pohon iti, ketika di tinggal tengok sebentar goresan hasil goresan golok dipohon sudah tak berbekas dan pohon utuh seperti semula. Maka dari itu pohon Walitis sampai sekarang masih tumbuh dan tidakaa yang berani menebang.
MISTERI POHON WALITIS DI HUTAN RASAMALA
Pohon walitis di kawasan hutan Rasamala
merupakan pohon terbesar di lereng Sumbing dan Sindoro. Hutan ini
terletak di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Tinggi pohon mencapai 30
meter, dengan lingkar batang 7,5 meter. Untuk memeluk batangnya saja
diperlukan enam orang dewasa yang saling tautan sambil merentangkan
kedua tangannya.
Menurut masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara pegunungan yang segar dan alami.
Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak mempan oleh api.
Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama sekali tidak terjamah api.
Untuk menjangkau rumpun pepohonan Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon walitis.
Menurut masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara pegunungan yang segar dan alami.
Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak mempan oleh api.
Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama sekali tidak terjamah api.
Untuk menjangkau rumpun pepohonan Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon walitis.
pic : angkisland.com
Lokawisata walitis merupakan salah satu
obyek wisata yang terletak di kabupaten Temanggung, tepatnya di desa
Jetis, kecamatan selopampang. Meskipun lokawisata ini terletak di
kabupaten Temanggung, anehnya belum banyak warga Temanggung yang
mengunjunginya.
Lokawisata Walitis merupakan lokawisata
yang baru saja diresmikan sebagai salah satu objek wisata dikawasan
Temanggung. Mungkin alasan itulah yang mendasari belum banyaknya warga
temanggung yang mengetahui keberadaanya. Objek wisata ini diresmikan
pada tahun 2007.
Walitis merupakan objek wisata yang
berbentuk hutan pinus di kawasan gunung sumbing. Hal yang paling menarik
yang terdapat dalam lokawisata Walitis adalah terdapatnya sebuah pohon
yang tingginya +35 m dengan lebar 7 dekapan tangan orang dewasa konon
katanya, pohan tersebut merupakan jelmaan dari sebuah tongkat yang
ditancapkan oleh seorang syeh yang sekarang tumbuh menjadi pohon yang
tinggi nan besar tersebut. Kita dapat menikmati indahnya kota Temanggung
dan magelang dari tempat tersebut secara leluasa.
Untuk menuju lokawisata ini, dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu:
Jalur pertama: Untuk
pengunjung yang berasal dari daerah magelang dan sekitarnya, akan lebih
dekat apabila melewati kecamatan Windusari dan menuju desa Selopampang.
Dari arah Selopampang, kita tinggal berjalan sesuai arah arus jalan yang
melewati beberapa desa dengan menikmati panorama alam kaki gunung
Sumbing yang akhirnya menuju desa Jetis. Desa jetis merupakan desa
tarakhir yang dilewati sebelum sampai ditempat tujuan. Setelah desa
Jetis, tidak terdapat desa lagi, hanya akan menemui ladang-ladang para
petani dan hutan pinus disepanjang jalan yang membuat suasana perjalanan
terasa indah.
Jalur kedua: untuk pengunjung yang
berasal dari daerah barat kota Temanggung dan sekitarnya akan lebih
dekat apabila melalui kecamatan Tembarak untuk menuju ke kecamatan
Selopampang untuk menuju Walitis.
Dengan letak tempat wisata yang jauh dari perkotaan, menjadikan
lokawisata ini terasa lebih sejuk tanpa polusi. Dengan kondisi jalan
yang terdiri dari tataan batu kecil yang ditata rapi “KRICAAN”,
menjadikan perjalanan tersebut lebih seru dan penuh tantangan. Dalam
perjalanan, kita akan sering berpapasan dengan warga sekitar, namun
tidak perlu khawatir, karena warga masyarakat sekitar mempunyai sifat
yang peramah, sehingga aman dan tidak perlu takut terjadi kejahatan.
Untuk menikmati objek wisata ini, tidak
dipungut biaya sepeserpun, alias gratis, sehingga dapat dinikmati oleh
semua kalangan masyarakat. Hanya satu yang menjadi syarat untuk
menikmati lokawisata ini yaitu tidak merusak kelestarian dan keindahan
objek wisata tersebut.
Komentar
Posting Komentar