Pemandian Tirta Budi Blue Lagoonnya Jogja
Harga tiket
Rp 2.000 / orang
Buka tiap hari
Pk 07.00 WIB - Magrib
Rp 2.000 / orang
Buka tiap hari
Pk 07.00 WIB - Magrib
Sudah
sejak berpuluh-puluh tahun silam, warga Desa Dalem, Widodomartani hidup
berkelimpahan air. Tiga buah mata air yang tak pernah kering menjadi
tumpuan hidup mereka, Sendang Wadon (putri), Belik Kluwih dan Sendang
Lanang (putra). Ketiga sendang tersebut berada di daerah aliran Kali
Tepus. Sendang Wadon yang merupakan tempat pemandian para wanita, berada
di dalam sebuah bilik dan berupa kolam kecil. Sementara itu, Belik
Kluwih dan Sendang Lanang hadir dalam bentuk pancuran dengan air yang
berasal dari dinding tepi kali. Air Belik Kluwih berkumpul dan membentuk
sebuah kedung, sementara itu Sendang Lanang membentuk kolam kecil.
Kedung inilah yang akhirnya dijuluki sebagai Blue Lagoon.
Sebetulnya,
nama resmi pemandian ini adalah Pemandian Tirta Budi. Namun, anak-anak
muda sudah terlanjur mengenalnya dengan nama Blue Lagoon lantaran airnya
yang jernih dan biru. Meskipun mungil dan jauh berbeda dengan Blue
Lagoon yang ada di Iceland, pemandian ini tetap saja unik dan mampu
menarik perhatian banyak orang. Sehingga tak heran bila pemandian ini
jadi kondang seantero Jogja dan ramai dikunjungi terutama ketika akhir
pekan dan hari libur.
Untuk mencapai Pemandian Tirta Budi ini
tidaklah sulit. Jika kita datang dari arah Jogja kota, langsung saja
arahkan kendaraan ke Jalan Kaliurang. Sesampainya di kilometer 13, kita
akan menemukan pertigaan Jalan Raya Besi-Jangkang di sebelah kanan
jalan. Belok dan ikuti saja jalan raya ini hingga sampai di Pasar
Jangkang. Dari pertigaan Pasar Jangkang, ambil arah kanan sekitar 100
meter dan ikuti petunjuk arahnya. Maka kita akan sampai di Blue Lagoon
ini.
Pada musim penghujan, kedung ini akan menyatu dengan aliran
air Kali Tepus yang mengakibatkan efek birunya menghilang. Meskipun
demikian, tak perlu berkecil hati, kita tetap bisa berwisata air di
sini. Pinjam saja pelampung dan ban yang disewakan oleh Pokdarwis Blue
Lagoon dan cobalah meluncur dari sebuah bendungan kecil di ujung kali.
Menjajal terapi pijat dari pancuran tinggi di sebelah Sendang Lanang pun
tak kalah menariknya. Arahkan punggung atau bagian tubuh lain yang
terasa pegal dan biarkan air yang memancur memijat kita.
Lelah
bermain air, menikmati nasi kucing dan teh hangat sambil bersantai di
gazebo-gazebo bambu karya warga sekitar menjadi pilihan yang lebih
menyenangkan dibandingkan langsung pulang. Suara gemericik air, suara
cicit burung dan angin yang menggesek daun-daun bambu adalah melodi alam
yang mungkin sudah jarang ditemukan. Jika beruntung, kita juga dapat
melihat anak-anak kecil setempat "beratraksi" ketika menceburkan diri ke
air. Mereka terkadang dengan spontan melakukan gerakan backflip dan tak jarang pula berenang sambil berlomba mencari dan mengambil kelereng yang dilemparkan ke dalam sungai.
Ketika
berkunjung ke Blue Lagoon, sebenarnya tak hanya sensasi segarnya
bermain air dan berwisata sungai saja yang dapat kita nikmati. Pasalnya,
Desa Dalem yang kini juga dikenal dengan nama Desa Wisata Blue Lagoon
ini pun memberi kesempatan kita untuk melihat lebih dekat kehidupan
masyarakat di sekitarnya. Jadi, jika bosan dengan suasana kota, coba
saja untuk live in di sini dan berbaur bersama warga. Tinggal di homestay, mencicipi sego wiwit, es dung-dung hingga belajar membatik pasti menyenang
Komentar
Posting Komentar